Selasa, 26 Januari 2010

Dating? Marriage?

Setiap kali saya telepon orang tuaku, selalu ada pertanyaan wajib dari bibir mereka. "Sudah punya pacar belum?" atau "Dengar-dengar sudah punya pacar, mama bahagia sekali. Kapan kamu mau kenalin ke papa dan mama?". Gosip dari siapa si? Jika awal gue selalu memakai teknik, "Ma, kamu lihat donk bertapa banyak orang yang cerai sekarang, kenapa gue harus buru-buru married? Nanti kalau salah pasangan kan repotin gue en kalian." Jawaban mereka selalu sama, "Ya, dalam pernikahan, kita harus bersabar. Kamu harus belajar sabar." Sekarang gue mengubah teknik menjawab "Haha.. Belum lah." atau pura-pura tidak mendengar, Jawaban mereka adalah "Carilah cowoq yang lumayan untuk dinikahi. Punya mobil, pekerjaan mapan dan lain-lain." Gue hanya nyengir saja dengar jawaban tersebut. Mereka mengira gue mau hidup menyendiri kali ya?

Pertanyaan yang sama ditanyakan oleh teman-teman, "Kamu gak niat pacaran lagi?". Gue jawab, "Gue lagi menunggu." atau "Gue lagi tidak ingin pacaran." Mereka malah mencurigai, gue lesbian. Aduh! Bagi orang yang belum pernah lihat semasa gue pacaran, menyangka gue orang yang tidak mengerti apa-apa soal pacaran. Mereka bahkan mengajari teknik-teknik mempunyai pacar dan "jangan terlalu memilih.". Setiap kali gue berdandan, selalu dikira ada kencan dengan siapa. Mereka langsung encourage gue untuk tetap pacaran. Hahaha..

Kalau gue mengingat pemikiran-pemikiran mereka, gue sungguh-sungguh ingin sekali tertawa terpingkal-pingkal. Gue bersyukur kalau mereka memikirkan gue, dengan serius. hahaha. Dan For your information, gue mau married dengan pria. Tetapi yang menjadi concern gue bukan cara mendapatkan pacar. Gue memikirkan, bagaimana dengan karakter dia? bagaimana dengan karakterku? Apa kita bisa komitmen? Bagaimana gue akan membina keluarga bersama dia? Bagaimana gue mempersiapkan diri untuk menikah?

Gue tahu cara salah mendapatkan pacar. Dan gue tahu bagaimana memulai awal yang salah, membuatku kecewa dan tersakiti. Gue tau bagaimana mengejar seseorang hingga orang itu menyukaimu. Gue tau istilah "dunia serasa milik berdua". Gue tau ketika perasaan menggebu-gebu itu tidak ada lagi, kita akan saling melukai. Gue tau, bagaimana berharap orang yang kita cintai berubah. Gue tau yang namanya ketergantungan terhadap orang yang kita cintai. Gue tau, setelah sebuah hubungan tanpa komitmen dan tanpa kepastian berakhir, yang tersisa adalah hati yang telah terluka. Gue mengalaminya dan gue juga melihat, membaca dan mendengar bertapa banyak orang yang terluka. Orang yang terluka setelah mengalami putus pacaran atau yang lebih tragis, bercerai dari suami atau istri mereka.

Gue berterima kasih untuk teman-teman yang telah menikah, sharing tentang pernikahan. Gue menangis dalam hati, saat gue mendengarkan mereka. Secara implisit, gue menangkap kalau pernikahan tidaklah sesuai yang mereka bayangkan. Banyak orang berpikir mengenai Happily Ever After, di saat dia mengenakan wedding gown. Dan mereka menerima nightmare; hubungan yang semakin hambar, teriakan, intimidasi, kontrol, sikap cuek yang memperkeruh situasi, perselingkuhan (dengan gambar porno), menganggap seseorang lebih rendah atau malah KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Banyak orang menganggap hal itu normal, meskipun menyakiti mereka sendiri.

Gue tidak berkata kalau pernikahan selalu mulus seperti landasan pesawat terbang. Di dalam pernikahan, pasti akan ada masalah-masalah. Tetapi bagaimana cara mereka meng-handle keadaan dengan tepat; berdoa kepada Tuhan, anggapan mereka tentang pasangan mereka, komitmen, trust dan komunikasi; itu yang sedang kukembangkan.

Orang mungkin berkata, "duh mikirnya kejauhan. Jalanin saja dulu." Gue tidak sedang menakuti-nakuti diriku dalam pacaran atau menikah. Gue hanya berpikir: Pilihanku menentukan masa depanku. yang akan kujalani seumur hidup. Orang yang saat ini, mendukung gue untuk buru-buru pacaran dan menikah, apakah mereka mau menolongku mengatasi masalah-masalah yang terjadi, mengasihani diriku atau hanya berkata "nasibmu lah Nak"?

Gue hanya ingin memberikan yang terbaik dariku untuk pria yang Tuhan kirimkan untukku, termasuk hatiku yang kujaga dengan hati-hati. Saat-saat yang kualami sungguh tidak mudah. Tetapi gue percaya, orang yang kutunggu, benar-benar orang yang layak ditunggu.

Tidak ada komentar: