Jika Bapa kita di Surga adalah seorang pelukis, maka masing-masing
kita adalah kanvas-Nya. Lalu orang-orang di sekitar kita; keluarga, teman,
kolega, dan lain-lain adalah pensil-pensil berwarna.
Kira-kira, apakah yang dilakukan Sang Pelukis terhadap
kanvas? Tentu Dia tidak akan membuat kanvas itu tetap putih. Dia akan membuat
Maha Karya. Dia akan menggoreskan garis, lekukan dan arsiran dengan berbagai
pensil warna. Ketiga hal itu melambangkan kejadian-kejadian yang kita alami
bersama orang-orang di sekitar kita. Mungkin kita berolahraga bersama, beradu
pendapat, memberikan hadiah, bersikap menyebalkan atau hanya sekedar
berpapasan. Tidak ada biru, kuning, jingga, hijau, ungu yang kebetulan mampir
di sebuah kanvas. Semua telah direncanakan oleh Sang Pelukis dengan teliti dan
cermat. Supaya hanya Maha Karya-Nya lah yang dihasilkan.
Kadangkala kita berpisah terlalu cepat dengan orang yang
kita senangi. Atau kita perlu berhubungan dengan orang yang kita tidak suka.
Kita bertanya-tanya, “Salahku dimana sehingga warna ini perlu muncul dan
mengisi sebagian besar kanvasku?” Kita ingin Sang Pelukis mengganti pensil
warnanya. Kita bahkan berdoa untuk itu. Namun, Sang Pelukis terus menerus
menggunakan pensil tersebut. Kita bisa memilih menjadi kanvas yang berdiam
tetap karena percaya pada kreatifitas-Nya. Atau kita menjadi kanvas bergetar
yang membuat Sang Pelukis perlu menghapus lalu memperlama penggunaan pensil
warna yang sama hingga kita terdiam. Karena Sang Pelukis telah mengambil
keputusan terbaik untuk menghasilkan Maha Karya-Nya.
Lalu apa yang perlu kita pikirkan supaya kita menjadi kanvas
yang berdiam tetap?
Pertama, bersyukur karena tidak ada kejadian yang di luar
kendalinya Sang Pelukis. Roma 8:28 - Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka
yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah.
Kedua, mengingatkan dan menguatkan diri
sendiri kalau goresan pensil warna yang tidak kita sukai bukan untuk
selama-lamanya. Dan kita akan menjadi Maha Karya-Nya. 2 Korintus 4:17 - Sebab penderitaan ringan
yang sekarang ini, mengerjakan bagi kamu kemuliaan kekal yang melebihi
segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami.
Ketiga, berpikir yang baik dan benar.
Kita tidak mengeluh tetapi mencari tahu apa yang ingin Tuhan ajarkan lewat
pertemuan tersebut. Amsal 27:17 - Besi menajamkan besi, orang menajamkan
sesamanya.
Keempat, percayalah pada Dia saat kita
tidak mengerti segala hal yang kita hadapi. Karena Dialah telah memiliki semua
rancangan dari awal hingga akhir. Yeremia 29:11 – Sebab Aku ini mengetahui
rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman
TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk
memberikan kepadamu hari depan yang penuh pengharapan.
Jadi sebagai kanvas, marilah kita
berdiam diri. Izinkanlah Sang Pelukis menggambar dengan leluasa di atas kanvas.
Tentara Allah |