Jumat, 27 Februari 2009

Figur

Sejak kecil, gue mencari figur untuk diikuti. Well, yang pertama ya, ortu lah. Yang paling sering bareng dan dekat dengan gue. Apa yang dilakukan ortu, gue ikuti. Apa yang dinasehatkan, gue dengar dan yang paling susah itu, mereka menyarankan sesuatu yang mereka sendiri juga tidak bisa. Mulailah timbul pemberontakan dari diri gue, "kalau kamu gak bisa, jangan coba sarankan". Karena dituntut kesempurnaan, gue menjadi perfeksionis terhadap diri sendiri maupun orang lain. Begitu menyadari figur yang gue paling sayang, ternyata tidak sempurna, gue cari figur baru. Semakin gue dewasa dan mengenal lingkungan dan pengetahuan yang lebih luas, aku mulai mendapatkan contoh figur-figur yang bisa diikuti. Mulai dari guru, bintang film atau malah tokoh di komik. Figurku jadi banyak, bahkan harapanku atas orang-orangpun jadi sesuai dengan figur-figur yang kusuka. (Gawat tapi nyata hahaha).

Semakin bertambah dewasa, gue semakin menyadari, figur manapun yang kuikuti, tidak ada yang sempurna, begitu juga figur yang kuharapkan dari diri seseorang. Seseorang yang seperti novel roman, "seseorang yang mengerti aku, berkorban demi aku, selalu bersamaku dalam suka dan duka, kaya raya, dewasa, baik hati, menunggang kuda putih (versi modern), integritas dll", sepertinya ada di dunia khayalan, Jujur saja, gak pernah kutemui dan gue tau, "gue harus terima seseorang apa adanya." Ini benar juga, namanya manusia mana yang ada yang sempurna. Sekalipun tau seperti ini, gue dan orang-orang sekitarku menuntutku sempurna. Jadinya berantem deh pikiran "sempurna-sempurna" ini. Capek dan merasa tertuduh mulu kalau gagal.

Sampai gue bertemu pribadi yang bernama Yesus ini. Semakin gue bergaul dengan Dia, semakin gue tau kalau Dia itu terima gue apa adanya. Dia tidak pernah menuntutku harus A, B atau C. Dia hanya mau gue akrab dengan Dia, seperti seorang sahabat karib. Kalau sifatNya? TOPBGT d. Melebihi pria-pria di novel roman, "care, mature, suka melayani, selalu bersamaku, integritas, berani, kaya raya,hatinya lembut, sabar, low profile en selalu mau orang lain lebih sukses dari Dia." Man of the Year (forever) d! Kadang bingung juga, kenapa Dia yang begitu sempurna mau bergaul dengan gue ya? Gue bisa apa? Melakukan segala sesuatu saja salah mulu. Males. Terus Dia bilang sama gue, "Gue tetap sayang ama elo, apa adanya, dengan setiap kelebihan dan kelemahan" (please, yang gak bisa lakukan,tolong jangan katakan pada orang yang lagi diincar! Kasian kalian berdua).

Dan lucunya, Dia sayang ama gue dan gue mulai sayang ama Dia, lama-lama gue belajar dari Dia. Dia jadi sahabat plus guru. Meski, yach, sampai sekarang masih jauh lah, tapi sudah ada perubahan. Perfeksionismeku mulai terkikis sedikit demi sedikit. Terima kasih ya Tuhan Yesus.

Semakin kita dekat ama seseorang, semakin kita mirip dengan Dia. Jadi ayo, pilihlah dengan benar figur yang mau diikuti :)

Tuhan Yesus memberkati

Senin, 23 Februari 2009

Yesusku

Tuhanku
Setiap hari aku bertemu dan berbicara denganMu
Adalah sukacita yang tidak taranya
Engkau begitu dekat dan begitu penyayang
Aku tidak pernah bertemu pribadi sepertiMu

Tuhanku
Setiap hari aku mendengar kata-kataMu yang manis
Menyegarkan hati dan pikiran yang lemah lesu
TanganMu memegang dan menopangku setiap saat
Membuatku tetap percaya, aku mempunyai Sahabat Sejati

Tuhanku
FirmanMu membuka mataku
Menerangi jalan-jalanku dan memberiku kemerdekaan
Engkau membuat keadaan-keadaan
Supaya aku semakin mendekat dan berserah padaMu

Terima kasih Yesusku