Jumat, 08 Agustus 2008

Bahasa kasih

Dulu gue itu tidak mengerti, kenapa gue selalu merasa gak dikasihi ama ortuku padahal gue tau dan tau mereka itu care banget ama gue. Mereka memberikan yang terbaik, gue itu tidak pernah hidup kekurangan, kemanapun gue selalu dianterin bahkan mereka juga bukan tipikal orang tua strict banget. Batasan ada tapi bukan yang tidak masuk akal bagi remaja. Keluarga besar juga selalu mengatakan gue itu disayang banget. Tapi tetap saja gue merasa kurang dikasihi (maruk kali ya :p)

Setelah membaca buku Five Love Language for Singles karya Gary Chapman, gue baru tahu kalau setiap orang punya bahasa kasih yang berbeda-beda. Mungkin seseorang membutuhkan ke-5 bahasa kasih ini tapi ada 1 bahasa kasih yang paling berarti bagi hidup seseorang.

Ke-5 bahasa kasih ini adalah:
1. Kata-kata penegasan -> bisa dalam bentuk pujian yang tulus atau dukungan
2. Hadiah -> Need to say? Gak perlu selalu mahal kok, yang penting niat.
3. Waktu bersama -> Melakukan kegiatan bersama-sama. Gak usah yang ribet-ribet atau jauh-jauh. Ngobrol-ngobrol juga dah ok.
4. Pelayanan -> eits, gak diminta jadi pembantu loh ya. Cuma ada yang senang aja membantu dan dibantu
5. Sentuhan -> Jangan parno dulu.. Maksud gue, sentuhan persahabatan misalnya ada temen yang suka merangkul kan? Atau gandeng tangan? Anak bayi yang sering dipeluk memiliki rasa aman yang lebih tinggi dibanding yang kurang dipeluk.

Karena perbedaan-perbedaan dan ketidaktahuan tentang bahasa kasih ini, banyak orang yang salah paham atau merasa tidak dikasihi. Lagipula, rata-rata (80%) bahasa kasih yang orang berikan biasanya juga bahasa kasih yang dia sukai.

Dalam kasusku, gue suka sekali kalau kumpul-kumpul bareng keluarga. Semasa kecil, keluargaku hanya meluangkan waktu bareng untuk makan dimsum di hari Minggu pagi. Sedangkan hari Senin – Sabtu karena kesibukan masing-masing, semua sepertinya berpencar. Jadinya gue hanya duduk makan sendiri di rumah sambil nonton tv, main game dan baca buku. Biar gak merasa kesepian. Sedangkan orang tuaku bahasa kasih utamanya adalah memberi bahasa kasih pelayanan dan hadiah, karena ketidaktahuan tentang perbedaan bahasa kasih, gue selalu mengira kalau gue gak disayang. Konyol tapi nyata.

Tapi sekarang gue dah belajar menerima bahasa kasih orang tuaku tanpa merasa tidak dikasihi dan bisa memberikan sesuai dengan bahasa kasih mereka. Kadang-kadang gue juga cerita ke mereka kalau gue pengen keluar bareng mereka.
Meskipun jujur saja, memenuhi bahasa kasih seseorang itu gampang-gampang susah karena pemikiran-pemikiran yang salah tentang bahasa kasih apalagi yang diluar kebiasaan kita. Yang penting ya, niat, ketulusan hati dan komitmen untuk mengasihi seseorang.

Tidak ada komentar: